Senin, 11 Februari 2013

DEPAG HIMBAU PONPES TIDAK GOLPUT




BANDUNG—Mendekati masa pemilihan gubernur(pilgub) Jawa Barat, berbagai isu mulai  bermunculan. Salah satu isu yang beredar adalah maraknya golongan putih(golput) yang tidak akan ikut serta memilih dalam pilgub Jabar nanti. Menanggapi fenomena ini Departemen Agama (Depag) Jawa Barat, memberikan himbauan kepada pondok-pondok pesantren di Jawa Barat. Ditemui di Kantor Departemen Agama, Jl. Jend.Sudirman, Kabid Pekapontren Kanwil Depag Jabar, Selasa (12/2), Drs. H. Sukandar, mengatakan himbauan berisi ajakan agar berpartisipasi dalam pilgub Jabar yang akan di gelar 24 Februari 2013 nanti. Hal ini dilakukan karena  pondok pesantren berpotensi menjadi golput, baik itu karena ideologi, atau kebingungan memilih calon yang amanah.
Menurutnya himbauan tersebut dilakukan karena pondok pesantren(ponpes)yang jumlahnya ribuan dihuni mayoritas masyarakat Jawa Barat. Setiap penghuni ponpes berhak untuk ikut serta dalam memilih pemimpin daerah mereka. Namun, dalam hal ini Depag tidak melakukan pemaksaan atau penggiringan opini terhadap salah satu calon. Pilgub ini adalah penentuan nasib Jawa Barat 5 tahun ke depan, untuk itu dibutuhkan keikutsertaan masyarakat Jabar secara keseluruhan.”Pemerintah hanya menginginkan semua masyarakat berkontribusi aktif dalam menyukseskan pilgub Jabar ini. 8000 pesantren adalah potensi yang besar untuk Jawa Barat”ucap Sukandar. Selain itu, dalam konteks agama masyarakat memang diperintahkan untuk ikut aktif dalam pemilihan pemimpinnya.
Menanggapi isu golput yang beredar, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Dr Arim Nasim menyampaikan bahwa hal tersebut sungguh wajar. Menurut Arim, golput dapat terbagi menjadi tiga sebab, karena apatis, karena ideologi, atau karena bingung. Masyarakat mulai apatis karena mneilai politik tidak berefek langsung terhadap kesejahteraan mereka. Ideologi juga menyebabkan seseorang lebih memilih jalan lain selain memilih calon yang ada, bukan karena tidak peduli, tapi karena merasa tidak ada yang bisa menampung aspirasi mereka. Bingung memilih calon mana yang terbaik juga memberikan dampak golput bagi pilgub kali ini.
Menurut Arim, yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah menyadarkan para elit politik untuk kembali intropeksi diri. Elit politik bukan menjadikan rakyat objek disaat kampanye saja, tapi terus menjaga dan mensejahterakannya. Jika tidak, lama-kelamaan masyarakat akan semakin apatis untuk berkontribusi dalam kegiatan pemerintah seperti pilgub ini. “Himbauan bukan hnya ke ponpesnya, tapi himbau kaum “atas” agar lebih menyejahterakan rakyat”jawab Arim. (MJ01)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar